Kamis, 21 November 2013

Penyadapan telepon

Penyadapan Telepon SBY


CANBERRA -- Materi intelijen yang dibocorkan Edward Snowden mengungkap Australia ternyata menyadap pembicaraan telepon Presiden SBY dan sejumlah pejabat lainnya di tahun 2009. Data itu juga menunjukkan jenis-jenis telepon pejabat Indonesia yang disadap Australia.
Dokumen Snowden ini diperoleh ABC dan Guardian, dan disiarkan Senin (18/11) hari ini.
Informasi ini menunjukkan intelijen Australia menyadap pembicaraan telepon SBY setidaknya sekali. Selain itu, intel Australia juga melacak aktivitas telepon genggam SBY selama 15 hari di bulan Agustus 2009.

Data yang dikategorikan sangat rahasia ini berasal dari agen intelijen elektronik Australia, the Defence Signals Directorate (DSD - sekarang berubah menjadi the Australian Signals Directorate), dan menunjukkan untuk pertama kalinya betapa jauh Australia memata-matai Indonesia.
Motto lembaga DSD adalah "Ungkap Rahasia Mereka - Sembunyikan Rahasia Kita".
Pengungkapan data ini menguatkan dugaan betapa Australia secara aktif memonitor aktivitas telepon genggam Presiden SBY.

Penyadapan juga ditujukan bagi pejabat dan orang dekat SBY. Mereka adalah istri SBY, Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, Jubir Presiden Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng, Mensesneg Hatta Rajasa, Menko Ekuin Sri Mulyani, Menko Polhukam Widodo AS, dan Menteri BUMN Sofyan Djalil.
Salah satu halaman laporan ini memuat nama-nama pejabat yang disadap dan jenis-jenis telepon yang mereka gunakan.
Dokumen ini berjudul "3G impact and update".
Halaman lainnya yang berjudul "Indonesian President voice events" memaparkan apa yang disebut data CDR, yang bisa memonitor siapa yang ditelepon dan siapa yang menelepon, meskipun tidak selalu berarti bisa mendengar isi percakapan.
Di halaman lain laporan ini terungkap para intel Australia itu benar-benar mendengarkan isi percakapan SBY. Namun di catatan kakinya, disebutkan bahwa percakapan itu hanya berlangsung kurang dari satu menit.

Terungkapnya kegiatan mata-mata Australia atas Indonesia secara detail ini diperkirakan akan memperburuk hubungan kedua negara.
Meskipun pekan lalu, Perdana Menteri Tony Abbott memandang remeh tuduhan tersebut, dengan mengatakan, "Kita memiliki hubungan sangat dekat dengan pemerintah Indonesia".
Namun, pernyataan seperti ini dari politisi Australia diperkirakan akan sangat sulit dikemukakan hari-hari mendatang, menyusul terungkapnya aktivitas penyadapan telepon Presiden SBY tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar